Islam
sebagai agama yang sempurna telah membimbing umatnya agar pandai-pandai
memposisikan sikap lemah lembut dan tegas sesuai dengan tempat dan
keadaannya.
Sebuah prinsip yang sebenarnya terkait
erat dengan kadar keimaman, ilmu dan keadilan seorang muslim. Sikap lemah-lembut tanpa ketegasan adalah kelemahan iman.
Sebaliknya ketegasan tanpa kelemah-lembutan merupakan sebuah kebodohan.
Demikian pula, bila salah dalam menempatkan salah satu dari kedua sikap
tersebut maka ini tak lain adalah kezaliman.
Ternyata Al Qur?an dan As Sunnah ?sebagai landasan pijak agama ini?
menjadi saksi abadi atas bimbingan tersebut. Tak mengherankan, karena
keduanya tidak lain adalah wahyu dari Dzat yang Maha Mengetahui segala
apa yang ada di alam semesta ini.
Terlebih bimbingan Islam terhadap penganutnya dalam menghadapi musuh
bebuyutan mereka, Yahudi dan Nashrani, yang selalu berpegang teguh
dengan kebatilan dan makar yang keji. Oleh karena itu, sudah saatnya
umat ini mengetahui prinsip apakah yang harus diyakini didalam menyikapi
mereka sehingga terselamatkan dari segala kehinaan dan keterpurukan?
Prinsip Islam Terhadap Yahudi Dan Nashrani
1. Islam dengan tegas menyatakan bahwa Yahudi dan Nashrani adalah orang-orang kafir. Allah Ta�ala berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
(yang artinya): ?Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata:
Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih bin Maryam?. (Al Maidah: 17 dan
72).
Di ayat lainnya, Allah juga berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ
(yang artinya): ?Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan:
?Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari tuhan yang tiga (keyakinan
trinitas)?. (Al Maidah: 73).
Tentang Yahudi, Allah menyatakan kekafiran mereka dengan firman-Nya :
وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ
فَقَلِيلاً مَا يُؤْمِنُونَ ﴿۸۸﴾ وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ
اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ
عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ
فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
(yang artinya): ?Dan mereka (orang-orang Yahudi) mengatakan: ?Hati kami
telah tertutup? ?sampai pada ucapan Allah? ?Dan bagi orang-orang kafir
itu adzab yang menghinakan?. ( Al Baqarah: 88-90).
2. Yahudi dan Nashrani adalah kaum yang telah dilaknat Allah Ta�ala.
Hal ini ditandaskan sendiri oleh Allah Ta�ala dalam firman-Nya :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ
وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
(artinya): ?Telah dilaknat Allah orang-orang kafir dari Bani Israil
(Yahudi dan Nashrani) melalui lisan Nabi Daud dan Isa bin Maryam?. (Al
Maidah: 78).
Rasulullah Shallallahu �alaihi wassalam bersabda:
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى
?Laknat Allah kepada Yahudi dan Nashrani?. (Muttafaqun ?alaihi).
3. Yahudi adalah orang-orang yang dimurkai, dan Nashrani adalah orang-orang yang disesatkan Allah Ta�ala.
Rasulullah Shallallahu �alaihi wassalam bersabda:
فَإِنَّ اليَهُوْدَ مَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ وَإِنَّ النَّصَارَى ضَلاَلٌ
?Sesungguhnya Yahudi itu adalah kaum yang dimurkai Allah sedangkan
Nashrani adalah kaum yang tersesat?. (H.R Tirmidzi dengan sanad shahih).
4. Yahudi dan Nashrani telah mengubah-ubah keaslian kitab suci mereka
(Taurat dan Injil) dalam rangka mengikuti hawa nafsu mereka. Allah
Ta�ala berfirman :
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ
يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً
(yang artinya): ?Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis
Al Kitab dengan tangan mereka sendiri (karangan mereka) lalu berkata:
?Ini datang dari Allah? dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
(dunia) yang sedikit?. (Al Baqarah: 79).
Kalaupun seandainya mereka tidak melakukan perbuatan jahat ini, mereka
tetap diperintah untuk mengikuti Al Qur?an atau Nabi Shalllahu �alaihi
wassalam.
Allah berfirman :
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُونَ
(artinya): ?Katakanlah: ?Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah
dia, supaya kamu mendapat petunjuk?. (Al A?raaf: 158).
5. Yahudi dan Nashrani selalu memendam kedengkian terhadap kaum
muslimin. Allah beritakan isi hati mereka ini di dalam firman-Nya :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
(yang artinya): ?Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani)
menginginkan agar mereka dapat memurtadkan kalian (kaum muslimin)
setelah kalian beriman. Hal itu disebabkan kedengkian yang ada pada diri
mereka?. (Al Baqarah: 109).
6. Kedengkian mereka akan timbul dan menyala-nyala tatkala kaum muslimin mendapatkan kebaikan dari Allah. Allah berfirman :
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلاَ
الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ
وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيمِ
(artinya): ?Orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan
Nashrani) dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkan suatu
kebaikan kepada kalian (kaum muslimin) dari Tuhan kalian?. (Al Baqarah:
105).
7. Maka tak aneh kalau Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha sampai kaum
muslimin mengikuti agama kufur mereka. Allah mengingatkan
hamba-hamba-Nya yang beriman tatkala berfirman (yang artinya):
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
?Dan selama-lamanya Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha kepadamu sampai engkau mau mengikuti agama mereka?. (Al Baqarah: 120).
8. Puncak upaya Yahudi dan Nashrani agar kaum muslimin murtad dari
agamanya adalah dengan perang. Segala puji bagi Allah yang telah
membongkar makar jahat mereka seiring dengan firman-Nya :
وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
(artinya): ?Mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak henti-hentinya memerangi
kalian (kaum muslimin) sampai mereka mampu memurtadkan kalian seandainya
mereka sanggup?. (Al Baqarah: 217).
9. Untuk menghadapi para serigala yang masih berbulu domba tersebut maka
Allah ajarkan sebuah prinsip yaitu Al Bara? (ketegasan atau berlepas
diri) kepada mereka. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ
فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
(yang artinya): ?Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
menjadikan Yahudi dan Nashrani sebagai teman dekat/pemimpin karena
sebagian mereka itu adalah teman dekat bagi sebagian yang lainnya. Maka
barangsiapa diantara kalian berloyalitas kepada mereka maka dia termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim?. (Al Maidah: 51).
Bahkan larangan tersebut berlaku juga bagi kerabat terdekat sekalipun. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا ءَابَاءَكُمْ
وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ
(yang artinya): ?Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian sebagai teman dekat
apabila mereka lebih mencintai kekufuran daripada keimanan?. (At Taubah:
23).
10. Islam mendidik umatnya untuk memerangi para serigala jahat itu
apabila telah melepas bulu-bulu dombanya kemudian menampakkan gigi-gigi
taring dan kuku-kuku tajamnya.
Allah Ta�ala berfirman (yang artinya):
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
?Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang telah memerangi kalian
namun janganlah kalian (kaum muslimin) melewati batas (dalam peperangan
tersebut)?. (Al Baqarah 190).
Peperangan Melawan Yahudi Dan Nashrani Sangat Bertumpu Kepada Tingkat Kekuatan Kaum Muslimin
Tahapan disyariatkannya peperangan (jihad) Rasulullah Shalallahu �alaihi
wassalam menghadapi orang-orang kafir sebenarnya memiliki makna yang
sangat berharga bagi setiap muslim yang memiliki kecintaan kepada
perjuangan beliau. Tatkala Rasulullah Shalallahu �alaihi wassalam
bersama para shahabat beliau yang dikenal sangat pemberani, dalam
keadaan lemah dan tak berdaya di kota Makkah maka Allah mengajari mereka
agar sabar terhadap penindasan orang-orang musyrikin dan tetap
menjalankan ketakwaannya. Allah berfirman :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
(artinya): ?Berilah maaf dan teruslah mengajak orang berbuat kebaikan
(dakwah) serta berpalinglah dari orang-orang bodoh (kafir) itu?. (Al
A?raaf: 199).
Ketika kondisi mereka sampai pada titik selemah-lemahnya, Allah Ta�ala
belum mengijinkan untuk mereka menuntut hak-hak asasi, lebih-lebih
mengangkat senjata menghadapi tirani musyrikin ketika itu. Justru Allah
memerintahkan mereka untuk berhijrah dari negeri yang paling mulia di
muka bumi ini melebihi Masjidil Aqsha sekalipun!!
Sampai pada akhirnya Allah membalas kesabaran dan ketakwaan yang
senantiasa mereka jalankan dengan kekuatan yang kokoh untuk kemudian
berjihad melawan segenap kekuatan orang-orang kafir baik dari kalangan
musyrikin, Yahudi, Nashrani, Majusi, Romawi dan Persia.
Tentu saja tinjauan kemampuan dan kekuatan kaum muslimin melawan
kekuatan besar Yahudi dan Nashrani hendaknya berdasarkan bimbingan para
ulama yang sangat memahami maslahat dan mafsadah bagi kaum muslimin
secara keseluruhan. Allah Ta�ala berfirman :
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ
وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأَمْرِ مِنْهُمْ
لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
(artinya): ?Dan jika datang kepada mereka (kaum muslimin) sebuah berita
berupa keamanan atau kerusuhan maka ternyata mereka (tergesa-gesa)
menyebarluaskan berita itu (kepada masyarakat awam). Kalau seandainya
saja mereka mengembalikan berita itu kepada Rasul dan ulil amri (umara
dan ulama) diantara mereka, maka pastilah orang-orang yang dalam ilmunya
(para ulama) itu akan mampu memberikan jalan keluarnya?. (An Nisaa?:
83).
Prinsip Islam Terhadap Yahudi Dan Nashrani Tegak Diantara Sikap Tafrith Dan Ifrath
Prinsip-prinsip ini semakin membuktikan keadilan agama ini diantara dua
sikap yang saling bertolak belakang yaitu tafrith (meremehkan prinsip
permusuhan terhadap Yahudi dan Nashrani) dan ifrath (berlebih-lebihan
dalam memusuhi mereka). Bagaimana tidak, akibat meninggalkan
prinsip-prinsip ini banyak kaum muslimim terjerumus kedalam dua
golongan:
- Golongan yang terjerumus ke dalam jeratan tafrith sehingga rela
mengorbankan agamanya hanya untuk mencari keridhaan, secuil dunia dan
pujian orang-orang Yahudi dan Nashrani.
- Golongan yang terjerembab kedalam tipuan ifrath sehingga mendatangkan
mafsadat yang jauh lebih besar dan mengerikan bagi kelangsungan hidup
agama kaum muslimin secara menyeluruh, daripada maslahatnya.
Kedua macam golongan ini walaupun meniti jalan yang berbeda namun pada
hakekatnya sampai pada tujuan yang sama yaitu hancurnya agama ini baik
cepat maupun lambat. Wallahu a?lam.
Mutiara Hadits Shahih
Dari Abu Hurairah Radiyallahu �anhu, Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ ! لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ
هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ
يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ ، إلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
?Demi Dzat Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah seorang pun
dari Yahudi dan Nasrani yang mendengar akan diutusnya aku, kemudian
mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya,
kecuali dia termasuk penghuni an naar.? (Muttafaqun ?alaihi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar